Selamat Datang di LAZISNU KABUPATEN CIREBON BLOG'S

PCNU Kabupaten Cirebon Launching Program Filantropi


Cirebonplus.com (Ci+) – Selain meresmikan produk air minum kemasan NU Toya, PCNU Kabupaten Cirebon juga launching program filantropi atau penggalangan dana untuk kegiatan sosial dan pemberdayaan ekonomi jamaah. Saat launching, secara spontan sejumlah bakal calon bupati (bacabup) yang digadang-gadang bakal maju di Pilbup 2018 menyatakan kesiapannya menjadi donatur tetap.

Mereka yang berinisiatif antara lain Bupati Cirebon Dr H Sunjaya Purwadisastra MM MSi, Ketua DPC PKB Kabupaten Cirebon H Mohammad Luthfi MSi, H Rakhmat SE, dan H Tarmadi. Keempatnya naik panggung dan secara simbolik dilakukan penyerahan kotak amal akrilik oleh Ketua Umum PBNU Prof Dr H Said Aqil Siradj MA.

Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon, KH Aziz Hakim Syaerozi menjelaskan, program ini ke depan akan dikelola atau menjadi salahsatu program Lembaga Amil Zakat Infak dan Sodakoh Nahdlatul Ulama (LAZISNU). “Saat ini hanya launching, nanti akan digerakkan oleh LAZISNU,” tandasnya.

Untuk memulai, lanjut Kang Aziz, PCNU membuat 50 kotak amal LAZISNU. Semuanya akan disebar di tempat strategis, seperti toko, koperasi jual beli, dan lainnya milik warga NU.

Hasil penggalangan dana dari filantropi, sambung Kang Aziz, akan diprioritaskan untuk dua program strategis yakni pemberdayaan ekonomi masyarakat kecil dari kalangan Nahdliyin dan penyediaan fasilitas kesehatan untuk warga kurang mampu di Kabupaten Cirebon.

“Kami akan perbanyak alatnya bila programnya sudah berjalan dengan baik. Sehingga dana yang terkumpul dari infak dan sodakoh masyarakat lebih banyak,” kata dia seraya mengatakan, hal itu akan berimbas pada makin banyaknya warga kurang mampu mendapatkan yang mendapatkan manfaat.
Untuk membangun kepercayaan masyarakat, pihaknya akan mempublikasikan laporan penggunaannya secara berkala secara terbuka. Harapannya, masyarakat akan makin termotivasi untuk berbagi lewat filantropi PCNU Kabupaten Cirebon.

Pihaknya berharap dukungan dari berbagai pihak, agar program berjalan maksimal. Pasalnya, akan memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama dari kalangan tidak mampu. (*)
Laporan: DK Priyansa
Share:

PCNU Kabupaten Cirebon Bantu Keluarga Fitriyah melalui LAZISNU

LAZISNU bantu keluarga Fitriyah. Foto: Ist./Rakyat Cirebon

CIREBON – Prihatin dengan kondisi yang dialami Fitriyah dan anak bungsunya serta tiga anak lainnya yang putus sekolah. Pengurus Cabang Nadhlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon turut membantu.

Dengan membuka donasi cepat bagi kalangan pengurus dan warga. Donasi disalurkan melalui Lembaga Amil Zakat Infak dan Sodakoh Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kabupaten Cirebon.

Dalam waktu dua hari jutaan dana terkumpul dan langsung diserahkan kepada Fitriyah yang sedang terbaring di Rumah Sakit (RS) Permata Cirebon, Sabtu (10/6) lalu.

Dana kepedulian diberikan langsung Rois Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon, KH Wawan Arwani Amin. 

Kang Wawan, sapaan akrabnya, datang bersama Wakil Bendahara PCNU H Bisri Latief, Pengurus LAZISNU Kabupaten Cirebon Asep Saefullah, dan Pengurus Karang Taruna Kecamatan Losari Agus Salamun.

Dalam kesempatan tersebut Kang Wawan memberikan motivasi agar Fitriyah dan keluarganya tabah menghadapi cobaan hidup. Cobaan itu menunjukkan bahwa Allah sayang terhadap keluarga Fitriyah.
Ia juga mendoakan agar penyakit yang diderita keluarga Fitriyah segera disembuhkan. Kang Wawan juga berharap anak-anak mau dipondokkan dan sekolahkan di pesantrennya tanpa biaya sepeser pun.

“Kami berharap anak-anak bisa mondok di pesantren. Makan, minum, sekolah insya Allah kami yang tanggung. Selain untuk masa depan mereka, juga meringankan beban Bu Fitriyah, sehingga tidak berat mencari nafkahnya,” tutur pengasuh Buntet Pesantren, Kecamatan Astanajapura itu.

Dengan kalimat menahan haru, Fitriyah menyampaikan terima kasih kepada NU. Ia juga menceritakan kondisi keluarga, mulai dari penyakit tumor payudara yang diderita, gizi buruk anak bungsunya, beratnya mencari nafkah menghidupi empat anak tanpa suami, anak-anak yang putus sekolah, dan hal lainnya yang membuat suasana menjadi haru.

“Terima kasih pak kiai dan kepada NU atas perhatiannya. Doakan kami diberikan kekuatan dan kemudahan. Nanti saya akan bujuk anak-anak untuk mau mesantren,” kata Fitriyah yang mengaku baru selesai menjalani operasi payudara.
Usai menjenguk Fitriyah, pengurus NU juga menengok anak bungsunya yang juga dirawat di RS setempat, tak jauh dari kamar ibunya. Kondisinya sangat memprihatinkan. Meski usianya 4 tahun, tapi tubuhnya seperti anak normal usia satu tahun.

Pantauan wartawan, tubuh Ahmad Ramadani (4) tampak kurus kering. Matanya seperti menatap tajam, meskipun menurut neneknya ia tidak bisa melihat. Jauh dari anak seusianya, Ramadani tak bisa bicara. Untuk mendengar juga tidak terlalu peka. Bereaksi hanya terhadap suara yang lebih keras.
Sebelumnya, pemberitaan nasib Fitriyah bin Wari, warga Desa Astanalanggar RT/RW 02/05, Kecamatan Losari itu menjadi sorotan media. Fitriyah terpaksa mengurus anak-anaknya sendirian, setelah ditinggal suaminya tiga tahun lalu karena panyakit paru.

Ia hanya mengandalkan kerja serabutan beburu mengupas kulit bawang untuk menghidupi anak-anaknya. Seiring berjalannya waktu, keterbatasannya mulai memunculkan persoalan baru yang tak kalah berat. Satu per satu anak-anaknya putus sekolah (drop out).

Dimulai anak pertamanya Gelistina Henia (13) yang tidak lulus Sekola Dasar (SD). Tak lama adiknya, Tia yang kini berusia 12 tahun, juga putus sekolah saat menginjak kelas III. 
Sedangkan adiknya Lisa Septianingsih, meski sudah masuk usia sekolah, tapi sama sekali tak mengenyam pendidikan dasar. (ril/ari)
Share:

Translate


Scan QR Code
LAZISNU KAB. CIREBON



NU CARE - LAZISNU
KABUPATEN CIREBON

Popular Posts

Arsip Blog

Berita LAZISNU